Saturday, February 25, 2006

MELINDUNGI KELUARGA DARI BAHAYA NARKOBA [2]

Keterlibatan keluarga dalam masalah kecanduan narkoba
Ada dua hal yang harus dilakukan oleh kelurga dalam keterlibatan kita terhadap mereka yang kecanduan narkoba. Pertama adalah keterlibatan informal (informal approach), yakni keterlibatan terhadap mereka yang belum terlalu parah mengalami kecanduan narkoba. Dikatakan informal karena keterlibatan ini lebih menekankan pada usaha keluarga untuk mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi pada mereka. Keterlibatan ini merupakan persiapan untuk melangkah pada usaha perawatan dan penyembuhan si pecandu melalui proses informal. Yang kedua pendekatan struktural (structural approach) yakni keterlebitan keluarga terhadap mereka yang sudah agak parah dalam tingkat kecanduan narkoba. Tekanan keterlibatan keluarga ini adalah mengarah pada langkah konkrit untuk menyelesaikan masalah. Dikatakan struktural karena keluarga harus siap dengan berbagai jawaban struktural yang akan terjadi dalam perjumpaan dengan si pecandu narkoba.

Keterlibatan informal
Hal yang penting dan perlu yang harus dilakukan oleh orang tua dan keluarga bila mengetahui bahwa anggota keluarga sudah menjadi pelanggan tetapi narkoba adalah ‘tetap tenang’ (stay calm) dan berusaha untuk mengendalikan emosi. Karena kemarahan orang tua justru akan menambah semakin ruwetnya masalah dan parahnya si pecandu. Kita sadar bahwa hal ini memang sulit untuk dilakukan, namun langkah ini sangat perlu. Dengan berusaha tetap tenang, banyak hal bisa dilakukan dengan pikiran yang jernih.
Mereka yang sudah kecanduan narkoba adalah orang yang sakit. Mungkin badannya sangat sehat, tetapi rapuh. Jiwanya pun sudah tidak stabil lagi, paling tidak ada sesuatu yang mengganggu pikiran normalnya. Menyadari kenyataan seperti ini, adalah sangat perlu untuk memberikan ‘perhatian khusus’ terhadap mereka. Perhatian khusus ini terungkap dalam sikap kita yang wajar dan mampu menerima mereka apa adanya. Mungkin mereka tidak salah, mungkin mereka hanyalah korban dari situasi, dan pasti mereka pun tidak ingin hal ini terjadi pada mereka. Cinta dalam bentuk-bentuknya yang konkrit adalah sarana yang paling ampuh, yakni menerima dan mengampuni.
Betapa sering orang tua membuat kesalahan fatal yang tidak disadari Kesalahan yang tidak disadari dan mempangaruhi perkembangan dan pertumbuhan psikologi dan kepribadian itu adalah memberi ‘cap-cap’ tertentu kepada anak-anak merek. “Dasar kamu pemalas, pelupa, goblok dll’. Cap yang diberikan itu begitu mengesan dalam diri anak, sehingga mereka di dibelenggu oleh cap itu. Betapa banyak anak yang akhirnya tidak berkembang secara normal karena sudah diberi cap negatif. Mereka ‘mandhek’ dan tidak mau berusaha untuk menjadi baik, karena segala hal yang dibuatnya sudah dicap jelek. Mereka butuh dihargai dan dipuji, diakui dan diterima. Demikian pula yang harus kita lakukan terhadap mereka yang telah terjerat narkoba. Sebaiknya dihendari memberi cap kepada mereka ‘sebagai pencandu’. Cap pecandu ini akan ‘diafirmasi’ bila mereka gagal dalam usaha berhenti dari ketagihan narkoba. Toh orang tua, atau lingkungannya sudah mengecap ‘saya’ sebagai pencadu, kepalang basah, saya akan terus.
Sering terjadi bahwa orang tua mengetahui anggota keluarga atau anaknya menjadi pelanggan tetap narkoba dari orang lain. Mereka mendapat laporan bahwa anaknya telah berbuta begini dan begitu. Dan tidak jarang, dengan fakta dan data ‘kata orang lain’ ini orang tua menghakimi dan memarahi anaknya habis-habisan. Dalam pendekatan informal, bertanya langsung kepada anak akan kebenaran apa yang didengar ini adalah langkah yang bijaksana. Sebaiknya dihindari menggunakan perbendaharaan kata ‘kata orang atau saya dengar dari…’. Lebih baik bila menggunakan data dan fakta dari tanda-tanda yang telah kita ketahui dalam tulisan yang lalu. Gunakan pendekatan personal dan humanis. Dalam arti kita harus menyadari diri bahwa untuk mengakui apa yang ‘dianggap jelek’ itu tidak mudah. Kecenderungan normal manusia adalah menonjolkan yang baik dan menyembunyikan yang jelek.
Anak tidak akan mengakui begitu saja apa yang terjadi dalam dirinya, karena mereka merasa bisa mengatasi masalahnya. Oleh karena itu orang tua harus siap untuk kecewa dan ditolak. Sekali lagi di sinilah kesabaran dan ketenangan sangat dibutuhkan. Orang tua hendaklah berusaha untuk tidak terpancing dan menjadi marah-marah karena kecewa. Untuk mengakui kenyataan ini dibutuhkan keberanian dan waktu. Mungkin ada berbagai macam faktor dibalik kenyataan bahwa mereka tidak mau mengatakan apa yang terjadi sebenarnya. Banyak orang tua yang menjadi sangat tersinggung karena ditolak dan dikecewakan. Bila hal ini terjadi tak jarang banyak orang tua yang lalu menggunakan otoritas dan kuasanya untuk memaksa dan mengendalikan anaknya. Bila hal ini terjadi, masalah akan semakin rumit.
Sikap yang penting dan harus terus dikembangkan untuk membantu penyembuhan adalah ‘sikap mendukung dan berharap bahwa mereka akan berubah’. Sikap ini akan muncul bila orang tua memberikan kepercayaan kepada anaknya. Memberi kesempatan kepadanya untuk membuktikan bahwa dirinya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Dukungan ini akan membuat anak berani menghadapi masalah, karena mereka merasa tidak sendirian. Perubahan atau dalam hal ini sembuh dari ketagihan harus menjadi targetnya. Bentuk dukungan ini bisa diwujudkan dengan menciptakan suasana rumah yang membuat si anak merasa krasan tinggal di rumah. Kasih, perhatian dan doa adalah kekuatan tersembunyi yang mempunyai daya yang luar biasa. Sikap manis, ramah dan ‘welcome’ yang ditunjukkan anggota keluarga kepada mereka yang ketagihan narkoba akan menjadi sumber kekuatan untuk berubah.

Keterlibatan Struktural
Sebagaimana sudah saya katakan sebelumnya bahwa keterlibatan struktural ini dilakukan bila mereka sudah menjadi pacandu dalam tingkat yang cukup parah atau parah. Perlu diingat, bahwa dalam kondisi seperti ini si pecandu sudah tidak mampu menggunakan daya pikirannya secara normal dan sehat. Bahkan bisa jadi mereka sudah tidak mampu lagi mengendalikan dirinya secara penuh. Arah dari keterlibatan ini adalah mengambil langkah-langkah kongkrit untuk menyelesaikan masalah. Dan masalah utama yang dihadapi adalah bagaimana mencari jalan keluar untuk menyembuhkan ‘si pecandu’. Maka dalam keterlibatan ini, orang tua harus sudah mempunyai kerangka jelas langkah-langkah apa yang akan dilakukan (struktural). Dan juga harus siap dengan berbagai kondisi menghadapi situasi negatif yang akan terjadi. Bila hal ini sudah dirasa cukup, langkah berikut harus dijalankan.
Cari waktu yang tepat untuk berbicara dengan mereka yang ketagihan. Dalam perjumpaa ini, ajak dua atau tiga orang yang mengetahui informasi dan masalah-masalah narkoba ini. Bisa jadi mereka adalah pastor, suster, dokter, guru atau teman-teman dekat. Sangat penting bahwa orang-orang yang bicara ini mempunyai reputasi positif dimata anak. Juga perlu diperhatikan orang yang secara emosional mempunyai ikatan dengan si anak. Tujuan utama dari pertumuan ini adalah membuka hati kepada sipencandu untuk menerima dirinya dalam proses penyembuhan. Maka akan bijaksana bila menghindari omong panjang yang tak menentu. Si pecandu sudah tidak mampu menyerap segala bentuk nasehat-nasehat. Yang dibutuhkan di sini adalah jawaban bahwa si pecandu mau berobat dan menyembuhkan dirinya dari ketergantungan narkoba ini.
Perlu pula disepakati bersama, siapa yang harus menjadi pembicara utama. Sekaligus harus tahu pula apa yang harus dibicarakan. Mengungkap kembali kesalahan dan menghakimi si pecandu sebaiknya dihindari. Arah dan omongan yang terstruktur jelas menjadi sangat penting. Maka langkah demi langkah dalam pembicaran menjadi sangat penting. Pergunakan kesempatan ini untuk menjelaskan mengapa perlu berobat. Baik pula mengatakan konskwensi yang akan terjadi bila mereka tidak mau menjalani proses teraphi. Kesabaran dan pengertian sangat dibutuhkan dalam pertemuan ini.
Perencanaan yang kongkrit dan segera harus sudah dibuat. Katakan kepada pecandu mengenai segala rencana kongkrit yang telah dibuat. Usahakan untuk mengatakannya dengan singkat dan jelas. Alasan yang masuk akal dan tepat menjadi faktor penting untuk bisa diterima dan dimengerti oleh si pecandu. Inilah alasannya mengapa kita perlu mengajak orang yang mengetahui seluk-beluk dan masalah narkoba.
Perlu di sadari, bahwa orang yang sudah kecanduan atau ketagihan tidak akan begitu saja mau lepas dari jerat itu. Mereka sudah terperangkap begitu dalam, otaknya sudah diracuni oleh pengaruh narkoba itu. Mereka pasti juga tahu bahwa akibat tidak terpenuhi kebutuhan mereka akan narkoba membuat mereka menderita. Dan pasti mereka mengerti bahwa proses penyembuhan ini akan membuat mereka menderita, karena mereka harus berjuang untuk berhenti dari ketergantungan itu. Maka mereka yang terlibat dalam pembicaraan ini harus siap dengan penolakan yang muncul. Reaksi mereka pasti tidak akan langsung menerima, mereka akan memberikan berbagai alasan penolakannya. Perlu mempersiapakan jawaban-jawaban yang akurat dan logis untuk menjawab penolakan. Merasa berempathi dengan si penderita menjadi sangat penting. Merasakan apa yang sedang dirasakan oleh si pecandu, supaya lebih bisa memahami situasi mereka.
Harapan kita bahwa mereka yang ketagihan narkoba akan menerima proses penyembuhan yang ditawarkan kepada mereka. Tetapi bisa jadi mereka menolak mengenai tempat dan bagaimana proses terapi ini dijalankan. Oleh karena itu, penting bagi kita mempunyai alternatif lain bila prioritas pertama yang ditawarkan ditolak. Atau bisa pula ditempuh dengan memberikan beberapa pilihan, dan diberi kebebasan kepada si pecandu untuk menentukan pilihan. Sekali lagi harus diingat coba hindari pemaksaaan dalam bentuk apa pun. Hal ini dilakukan untuk mengantipasi kemungkinan negatif yang akan muncul dalam proses penyembuhan. Sekaligus memberi dukungan moral, bila si pecandu menjalankan proses teraphi didasari oleh kemauan sendiri dan bukan paksaan, akan membantu dia lebih cepat sembuh.
Demikianlah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam intervensi kepada mereka yang ketagihan narkoba. Sekali lagi saya tegaskan kembali bahwa bahwa masalah ketagihan narkoba ini adalah masalah yang multidimensial, maka perawatannya pun juga multidimensial pula. Kerja sama team yang bertugas dalam institusi atau lembaga khusus dengan orang tua tua dan keluarga menjadi sangat penting. Kunjungan dan perhatian menjadi faktor pokok dalam proses. Usahakan untuk menghindari kesan bahwa anak anda dibuang dari keluarga. Dalam perjumpaan kunjungan dengan si anak, banyaklah bicara mengenai masa-masa indah yang pernah anda alami dengan mereka. Ungkapkan juga kerinduan anda untuk bersatu kembali, membangun kedamaian keluarga. Jangan terlalu menampakkan kesedihan hati anda. Karena bisa jadi hal ini akan ditafsirkan bahwa anak ini menjadi beban keluarga.
Akhirnya, faktor lain yang juga menjadi unsur penting adalah doa. Serahkan semua peristiwa ini dalam keagungan kuasaNya. Doa dan karya akan lebih berarti dari pada tangis penyesalan.

salam dan doa

MoTE


No comments: